Main Article Content

Abstract

Ketersediaan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar merupakan salah satu faktor penentu kualitas pendidikan. Penelitian ini melakukan pengelompokkan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar pada level provinsi di Indonesia guna mengetahui tingkat disparitas antara kluster yang terbentuk. Model spatial fuzzy c-means adalah model yang digunakan untuk pengelompkan dengan kluster optimum yang dihasil adalah sejumlah tiga kluster. Kluster 2 terdiri dari dari provinsi-provinsi yang terletak di Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan dengan karateristik disparitas rendah. Adapun kluster 1 terdiri dari provinsi yang berada di kawasan Indonesia barat dan timur dengan tingkat disparitas sedang. Kluster 3 adalah kluster dengan tingkat disparitas tertinggi dibandingkan kluster lain. Provinsi yang terletak di kepulauan Maluku, Nusa Tenggara dan Papua termasuk anggota dari kluster 3. Dispasritas tertinggi antar kluster ditunjukkan oleh variabel kemampuan teknologi informasi, kluster 2 memiliki nilai rerata kluster lebih tinggi daripada kluster 1 dan 3. Selain itu berdasarkan variabel tingkat pendidikan guru menunjukkan bahwa guru yang berada di kluster 1, 2 dan 3 memiliki nilai rerata kluster optimal diatas 0,90. Pada sis tingkat pengalaman tenaga pengajar lebih dari 15 tahun pada kluster 1, 2, dan 3 mengidikasikan bahwa pengalaman guru pada seluruh kluster memiliki nilai rerata rendah.

Article Details

How to Cite
Yuniasih Purwanti. (2022). DISPARITAS FASILITAS PENDIDIKAN DAN TENAGA PENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE SPATIAL FUZZY C-MEANS. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa, 12(02), 15-22. Retrieved from http://jurnal.pendidikandd.org/index.php/JPD/article/view/302